Judul :
The Bang Bang Club
Studio
produksi : Film Foundry Partners
Cerita
Oleh : Greg marionovich dan Joao silva
Pemain
1. Ryan
Philipe sebagai Greg marionovich
2. Taylor
kitsch sebagai Kevin carter
3. Malin
akerman sebagai Robin comely
4. Frank
rautenbacvh sebagai KenOoasterbroek
5. Neels
Van jarsveld sebagai Joao Silva
Review
Film ini menceritakan kisah bebrapa
orang jurnalis yang meliput sebuah
peertentangan dibenua afrika penyebabnya adalah pemahaman yang berbeda terhadap
kasus, sehingga menyebabkan peperangan antar saudara, the bang bang club adalah
sebutan yang pantas diberikan kepada empat orang jurnalis foto afrika selatan
mereka adalah Greg Marinovic,kevin carter,ken oosterbroek, dan jao silva. Media
Internasional menyebut mereka sebagai
The Bang Bang club karena mereka dianggap berani dan nekat meliputdaerah yang
sedang konflik pada tahun 1990 sampai 1994 itu. Krisis di afrika selatan
terjadi di saat transisi pemerintahan yang semula berpahaman apartheid menjadi
pemerintahan yang demokratis. Yang membuat negara tersebut menjadi dua kubu saling serang. The bang bang
club menceritakan bagaimana kisah di
balik terciptanya foto-foto luar biasa itu beserta ratusan foto lainnya.
Menjadi seorang jurnalis di tengah situasi panas oleh konflik tentu bukan hal
yang mudah. Hati nurani akan terus terusik sementara di sisi lain kode etik
jurnalisme harus terus dijunjung tinggi. Mereka adalah orang-orang yang
terjebak dalam situasi tidak nyaman, hati mereka berperang dengan tuntutan
tugas. Dalam beberapa situasi, kejadian-kejadian yang mereka rekam kemudian
menetap dalam waktu lama dalam memori mereka bahkan hingga mengguncang kejiwaan
mereka. Salah satu korbannya adalah Kevin Carter. Setelah publikasi fotonya yang luar
biasa menyentuh itu, semua orang kemudian menanyakan nasib si anak perempuan
dalam foto tersebut. St. Petersburgh Times di
Florida bahkan menyebut kalau Carter tidak ada bedanya dengan burung bangkai
itu. Dia hanya peduli pada frame dan sama sekali tidak peduli pada nasib si
anak perempuan. Tudingan ini menambah daftar alasan untuk depresi pada sosok
Kevin Carter selain berderet alasan lain yang sudah terekam dalam ingatannya.
Puncaknya, pada 27 Juli 1994 Carter menghabisi nyawanya
sendiri . Catatan bunuh dirinya menjadi bukti kalau dia sama sekali tidak bisa
bertahan lagi dari segala macam trauma yang melekat selama masa pengabdiannya
sebagai fotografer, ditambah lagi dengan kepergian temannya Ken yang meninggal
dalam tugas.